Beranda | Artikel
Mengenai Perkataan: Saya tidak tahu Rabbku di atas langit ataukah di bumi?
Sabtu, 11 April 2009

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. Posting kali ini masih melanjutkan posting sebelumnya yang menceritakan mengenai keberadaan Allah di atas langit. Dalil dari Al Quran dan Hadits yang menjelaskan mengenai hal ini telah kami sampaikan. Berikut adalah perkataan sahabat, tabiin dan empat ulama madzhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy Syafii dan Imam Ahmad) mengenai permasalaha ini.

Kesaksian Para Sahabat Mengenai Keberadaan Allah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma Membenarkan Seorang Pengembala yang Meyakini Rabbnya Di Atas Langit

Dalam hadits Zaid bin Aslam, dia berkata, “(Suatu saat) Ibnu ‘Umar melewati seorang pengembala. Lalu beliau berkata, “Adakah hewan yang bisa disembelih?” Pengembala tadi mengatakan, “Pemiliknya tidak ada di sini.” Ibnu Umar mengatakan, “Katakan saja pada pemiliknya bahwa ada serigala yang telah memakannya.” Kemudian pengembala tersebut menghadapkan kepalanya ke langit. Lalu dia mengajukan pertanyaan pada Ibnu Umar, ”Lantas di manakah Allah?” Ibnu ‘Umar malah mengatakan, “Demi Allah, seharusnya aku yang berhak menanyakan padamu ‘Di mana Allah?’.” Kemudian setelah Ibnu Umar melihat keimanan pengembala ini, dia lantas membelinya, juga dengan hewan gembalaannya (dari Tuannya). Kemudian Ibnu Umar membebaskan pengembala tadi dan memberikan hewan gembalaan tadi pada pengembara tersebut. (Lihat Mukhtashor Al ‘Uluw. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad riwayat ini jayyid)

 

Ibnu ‘Abbas Meyakini Allah Berada Di atas

Suatu saat Ibnu Abbas menemui ‘Aisyah menjelang kematian istri nabi tercinta ini. Ibnu Abbas berkata padanya,

كنت أحب نساء رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم يكن يحب إلا طيبا وأنزل الله براءتك من فوق سبع سموات

“Engkau adalah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidaklah engkau dicintai melainkan kebaikan (yang ada padamu). Allah pun menurunkan perihal kesucianmu dari atas langit yang tujuh.” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 126. Syaikh Al Abani mengatakan bahwa riwayat ini shohih)

Kesaksian Para Tabi’in Mengenai Keberadaan Allah Pengakuan Ka’ab Al Ahbar tentang Keberadaan Allah dalam Taurat

Dari Ka’ab Al Ahbar berkata bahwa Allah ‘azza wa jalla dalam taurat berfirman,

أنا الله فوق عبادي وعرشي فوق جميع خلقي وأنا على عرشي أدبر أمور عبادي ولا يخفى علي شيء في السماء ولا في الأرض

“Sesungguhnya Aku adalah Allah. Aku berada di atas seluruh hamba-Ku. ‘Arsy-Ku berada di atas seluruh makhluk-Ku. Aku berada di atas ‘Arsyku. Aku-lah pengatur seluruh urusan hamba-Ku. Segala sesuatu di langit maupun di bumi tidaklah samar bagi-Ku. ” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 121. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shohih jika sanadnya sampai pada Abu Shofwan)

 

Tabi’in Junior Mengakui Al Qur’an adalah Kalam Allah dari Atas ‘Arsy

Dari Malik bin Dinar (di antara tabi’in junior), beliau berkata,

خذوا فيقرأ ثم يقول : إسمعوا إلى قول الصادق من فوق عرشه

“Ambillah (Al Qur’an) ini. Lalu beliau membacanya, kemudian beliau mengatakan, ‘Hendaklah kalian mendengar perkataan Ash Shodiq (Yang Maha Jujur yaitu Allah) dari atas ‘Arsy-Nya’.” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 1/128. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini hasan)

 Ulama Besar Bashroh Ketika Ditanyakan Mengenai Keberadaan Allah

Harun bin Ma’ruf mengatakan, Dhomroh mengatakan pada kami dari Shodaqoh, dia berkata bahwa dia mendengar Sulaiman At Taimiy berkata,

يقول لو سئلت أين الله لقلت في السماء

“Seandainya aku ditanyakan di manakah Allah, maka aku menjawab (Allah berada) di atas langit.”

(Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 1/130. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa periwayat riwayat ini tsiqoh/terpercaya)

Kesaksian Empat Imam Madzhab Mengenai Keberadaan Allah Sikap Keras Abu Hanifah Terhadap Orang Yang Tidak Tahu Di Manakah Allah

Dari Abu Muthi’ Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy -pemilik kitab Al Fiqhul Akbar-, beliau bertanya pada Abu Hanifah mengenai orang mengatakan, “Saya tidak tahu Rabbku di atas langit ataukah di bumi.” Imam Abu Hanifah lantas mengatakan, “Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta’ala sendiri berfirman (yang artinya), ‘Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy’ dan ‘Arsy-Nya berada di atas langit.” Orang tersebut mengatakan lagi, “Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas ‘Arsy.” Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah ‘Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, “Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit (Arsy Allah di langit), maka dia kafir.” (Diriwayatkan oleh Al Faruq dengan sanad dari Abu Bakr bin Nashir bin Yahya dari Al Hakam. Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 135-136)

Imam Malik bin Anas, Imam Darul Hijroh Meyakini Allah di Atas Langit

Dari Abdullah bin Ahmad bin Hambal ketika membantah paham Jahmiyah. Abdullah bin Nafi’ berkata bahwa Malik bin Anas mengatakan,

“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 138. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shohih)

Imam Asy Syafi’i -yang menjadi rujukan mayoritas kaum muslimin di Indonesia dalam masalah fiqih- meyakini Allah berada di atas langit

Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin ‘Alqomah Al Abhariy, beliau berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata, “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa perkara lagi. Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya. … Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (I’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbat Sifatil ‘Uluw, hal. 123-124)

Imam Ahmad bin Hambal Meyakini Allah bukan Di Mana-mana, namun di atas ‘Arsy-Nya

Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata bahwa Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbat Sifatil ‘Uluw, hal. 116) Pembahasan ini masih dilanjutkan dengan perkataan ulama mengenai keberadaan Allah di atas langit.

Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Wa shalallahu ala Nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.

****

Muhammad Abduh Tuasikal Panggang, Gunung Kidul, 17 Rabiul Akhir 1430 H

Baca Juga:


Artikel asli: https://rumaysho.com/276-mengenai-perkataan-saya-tidak-tahu-rabbku-di-atas-langit-ataukah-di-bumi.html